Posts

Showing posts from 2005

HIDUP PENUH DOA

Sebagai manusia yang sadar bahwa hidup di dunia hanya sementara dan ada Yang Maha Kuasa di atas sono, doa adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup saya. Setelah beberapa saat di Indonesia, saya “tersadarkan” bahwa doa saya lebih panjang daripada saat masih sekolah di Australia. Saya berdoa agar saya dan keluarga sehat … saya berdoa supaya nyamuk yang ada di rumah tidak ada yang jadi vektor DBD, malaria tropikana, kaki gajah … … saya berdoa semoga ayam-ayam yang berkeliaran di rumah tetangga tidak tiba-tiba mati oleh virus flu burung dan berpotensi menyebarkan virus ke keluarga … saya berdoa agar lalat yang bertebaran tidak menebarkan berbagai penyakit Saya berdoa agar makanan yang kami makan halal dan bermanfaat bagi tubuh .... saya berdoa agar ayam yang kami beli dari pasar bukan ayam buangan yang ternyata mengandung virus flu burung … saya berdoa agar daging sapi yang kami beli tidak mengandung bakteri antrax ... saya berdoa agar tahu dan baso yang dibeli tidak mengan

Pantai Ngebetahin: Belajar dari Australia

Image
Sebagai salah satu tujuan wisata terkenal di dunia, daya jual dan daya pikat Australia adalah pantai mereka. Pertengahan tahun 1990-an saja sekitar 3 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Australia setiap tahun dan sebagian besar obyek wisata mereka justru terletak di pesisir. Apa sebenarnya keistimewaan pantai-pantai di Australia? Hati-hati di pantai Saat tinggal di Townsville, berkunjung ke pantai sudah jadi wajib setiap ada waktu. Pantainya sendiri sebenarnya agak “mengecewakan” karena tidak bisa direnangi setiap saat. Pada musim panas, laut di pesisir Queensland Utara tidak bisa direnangi kecuali di dalam tempat khusus yang dipasangi jaring. Pasalnya pada musim semi dan musim panas ubur-ubur box jelly fish dan irukandji yang kecil dan memiliki sengatan mematikan mewabah. Lagi-lagi di Queensland Utara dan juga Darwin, jangan sembarang berenang di pantai apalagi yang ada tanda papan bergambarkan buaya. Betul, buaya muara ( Crocodylus porosus ) suka bermain sampai ke laut. Daer

SUSAHNYA CARI PANTAI DI NEGERI KEPULAUAN

Image
Akhir pekan, biasanya enak banget santai di pantai. Dulu waktu masih jadi orang Aussie, kalau lagi sumpek di rumah kita langsung ngacir ke The Strand, cari angin atau nganterin anak-anak main air. Begitu pulang ke Indo ... alamak .... cari pantai buat santai susahnya! Buat orang Jakarta satu-satunya pantai terdekat yang bisa buat santai cuma di Ancol doang. Buat orang Bogor .. wah ... jauh banget deh, apalagi masuk ke sana kan bayar. Lumayan juga tuh kalau sering-sering ke sana. Selain harus ngeluarin duit buat tiket juga kudu ngeluarin ongkos gede. Memang di Bogor ada Darmaga, itu tuh kampusnya IPB. Kenapa pula namanya Darmaga?! Lha, nggak ada air buat nyebrang tuh, walaupun kalau mau bisa juga sih berenang sama ikan-ikan di kolam percobaannya milik Fakultas Perikanan. Retribusi = pantai kotor Dari jaman SD dulu saya selalu didengung-dengungkan di berbagai pelajaran bahwa negara kita negara kepulauan. Artinya, punya banyak pantai dong. Ternyata setelah besar baru sadar pantai y

SELAMAT ULANG TAHUN AMALIA IBRAHIM

Image
Tanggal 13 Desember ini salah seorang sahabatku dari SMA jaman bauhela berulang tahun. Tadinya mau taruh foto jaman SMA, eh … baru sadar belum ada yang sempet di scan. Jadi aku taruh foto katak pohon Rhacophorus reinwardtii aja. Foto ini dipersembahkan untuk Mia yang penasaran kodok yang suka gue kejar-kejar ada yang berubah jadi prince nggak. Belum ada satupun yang tega gue cium ... soalnya aku sudah punya pangeran sih di rumah ...ha..ha... Happy birthday, Mia!

CINTAKU DI KAMPUS BIRU

Waktu saya di Australia kalau pulang ke Indonesia, saya berkesempatan „menengok“ sinetron TV swasta. Saya bilang “menengok” karena tidak pernah bisa menyelesaikan penuh satu episode. Biasanya baru lima menit tayangan dimulai, saya sudah mulai mempertanyakan kelogisan jalan cerita. Akhirnya setelah sepuluh menit yang menyiksa, diputuskan untuk ganti menonton siaran lain atau matiin TV sekalian. Cerita ini sebenarnya sedikit hubungannya dengan TV karena yang ingin diceritakan adalah sepenggal cerita kehidupan sebagai dosen. Dimulai dengan sinetron karena yang saya sempat menonton sinetron Cintaku di Kampus Biru, adapatasi dari novel terkenal Ashadi Siregar. Citra dosen di kampus dalam novel ini menggambarkan strereotype dosen di mata (kebanyakan) orang Indonesia. Dosen itu pasti killer (pastinya punya instink membunuh), baik dosen lelaki maupun dosen perempuan bisa dimanfaatkan oleh sang mahasiswa entah dengan lirikan, rayuan maut maupun tangisan gombal. Streotype lain, mata duitan. Ka

ADAPTASI: susahnya jadi anak sekolahan di Indonesia

Tak terasa sudah lebih dari 6 bulan lamanya kami kembali ke Indonesia. Empat tahun bermukim di negeri Kanguru lumayan membuka mata serta memperkaya pengalaman saya dan keluarga. Menjelang kepulangan ke Indonesia, AusAid selaku pemberi sponsor dan beasiswa mengumpulkan para mahasiswa yang akan kembali ke tanah air. Salah satu hal yang dibicarakan adalah adaptasi saat kembali. Awalnya memang terasa aneh juga diskusi ini, apalagi jika dipikir bahwa kita akan kembali ke tanah air, kampung halaman sendiri, yang adat istiadatnya sudah kita ketahui begitu mendarah dagingnya. Tapi kami diingatkan bahawa selama tinggal di Australia kemungkinan kami sudah menyerap budaya serta perilaku lain dimana ketika kembali budaya atau perilaku itu mungkin akan berbenturan dengan kondisi di tanah air. Adaptasi bukan hanya saja diperlukan untuk saya yang sekolah tapi tentunya untuk suami dan kedua anak saya yang ikut bermukim di Australia. Kerewelan kecil terjadi begitu pesawat mendarat di Bandara Soekarn

Perkenalan

Jadi pegawai negeri sebenarnya tidak pernah jadi cita-cita masa kecil. Tapi alur hidup memang rahasia Allah. Setelah lulus kuliah dan sempat jadi Liaison Officer di Kejuaraan Dayung Asia, sekretaris di perusahaan perkayuan dan kuli tinta di majalah mingguan yang kini sudah almarhum lho kok ya malah jadi guru dan pegawai negeri pula! Kalau Iwan Fals mempopulerkan nama Umar Bakrie (Nggak ada hubungan keluarga dengan keluarga Bakrie yang sugih ….), berhubung perempuan ya saya menjuluki diri sendiri sebagai Umi Bakrie saja. Tak terasa hampir 15 tahun jadi Umi Bakrie dan alhamdulillah rasa-rasanya hidup saya tidak separah kisah pak Umar Bakrie. Mungkin karena saya bekerja sebagai gurunya mahasiswa sementara pak Umar jadi guru di pendidikan dasar atau menengah yang entah kenapa di Indonesia ini nasibnya memang paling memelas. Weblog ini meneruskan cerita saya dari Australia saat cuti kerja dari Umi Bakrie dan menjadi mahasiswa. Peringatan: Apa yang tertulis merupakan pandangan dan pendapat