Posts

TERSERET KDRAMA

Image
  Bertahun-tahun saya berhasil mengalahkan godaan Kdrama. Orang-orang di sekitar saya (tepatnya 2 kakak saya) sibuk membahas Kdrama, dan saya biasanya nyengir saja. Kalaupun menonton film Korea referensi saya saat itu Train to Busan (belum ada Parasite atau Minari yee..). Oleh karena itu, 3x ke Korea, saya tidak terlalu tertarik untuk mengaitkan lokasi yang saya kunjungi dengan latar kisah drama TV. Semua berubah gara2 pandemi.   Bosan dengan pilihan di TV "normal" orang gedongan alias TV berbayar semacam Fox, HBO dll yang filmnya diulang puluhan kali, saya langganan Netflix. Drama Korea rupanya banyak di situ. Lagipula Kdrama kebanyakan pendek antara 16-20 episode tidak seperti drama Tiongkok yang panjangnya sampai 70an episode (terus akhirnya banyak yang tragis...menyebalkan!).Perkenalan saya dengan   Kdrama di kanal itu dimulai dengan tema2 kerajaan atau sageuk . Saya diracuni oleh Kingdom yang nggak ada romatis-romantisnya karena sibuk dengan serangan zombie. Menging

DIPLOMASI DUREN

Image
Cerita ini sebenarnya sudah dikeluarkan dalam fb saya, tapi anak saya mengingatkan untuk mengisi cerita di dalam blog ini (yang terlupakan beberapa tahun). Jadi, secara bertahap saya kirmkan lagi tulisan yang berserakan dalam fb. ----------------------- Tiba-tiba saja “rumah Indonesia” dikejutkan dengan kehadiran seorang peserta konferensi yang membawa sebuah duren di tangannya. Bau duren yang khas segera memenuhi area pavilion yang tidak besar itu. Otomatis beberapa kepala berambut hitam langsung berputar dengan hidung mengendus-endus udara. Duren di Hawai’i?! Bagai magnet, orang-orang yang tadinya sibuk berbicara satu sama lain langsung mengerubungi duren yang dipegang oleh seorang bapak kulit putih yang fasih berbahasa Indonesia. Orang itu, pak Mashuri (ya namanya memang sangat Indonesia karena dia besar di Indonesia bahkan menikah dengan orang Indonesia), kemudian mengatakan bahwa duren yang dipegangnya berasal dari kebun pak Daniel. Duren it

LOMBOK’S SCENIC OCEAN DRIVE-2

Image
Senggigi – Bangsal – Senaru – Labuhan Lombok – Mataram - Senggigi Forest, rice fields and ocean; the vew from Senaru (top); Senaru waterfalls (bottom) Having been satisfied with our experience of the short drive the day before, we then decided to travel much further from Bangsal to North Lombok, and turn back to Senggigi trough East and Central Lombok. Looking at the map, we expected that ¾ part of the route will pass another oceanic view. Nano is hoping to be able to see the Mount Rinjani along the way and stop a little bit in Senaru. We are not disappointed. Even though a light drizzle greeted us and most of view of Mount Rinjani were obstructed by thick clouds - plus of course were short on time to do the waterfall walk - at least we were able to enjoy a nice view of Senaru waterfalls while taking lunch in a nearby restaurant. I wonder the kind of frogs they have out here. Not much report on Lombok’s herpetofauna, it looks like a good place to do some herping stuff.

LOMBOK’S SCENIC OCEAN DRIVE-1

Image
Putting “oceanic scenic drive” in Google will get you mostly to the Great Ocean Road in Victoria, Australia. Driving along the Great Ocean Drive was an awesome experience, a full feast to the eye of the magnificent coast of South Australia. In another continent, the oceanic ocean drive links you to website about the Big Sur drive, along the Californian coast in USA. I was fortunate to have experience both of it and always wondered whether we have that kind of scenic drive somewhere in Indonesia.   Driver and navigator: armed only with map from free guide magazine and android phone Having chosen Senggigi as our base in Lombok before heading off to Gilli T island we arrived late at night.   I was pleasantly surprised to know that the road from Ampenan to Senggigi is meandering through hills overlooking the ocean. We have read numerous accounts about Senggigi but not many give review on the scenic drive along the road.  Through my ex-student, Ririn who now works in Lombo

MOBBED dan KEROYOKAN: Refleksi ziarah makam di Cirebon

Image
Beberapa waktu lalu di TV berbayar Fox saya menonton acara reality show berjudul “ Mobbed ”. Mobbed menyajikan orang-orang yang dikejutkan oleh tarian spontan dari puluhan bahkan ratusan orang di sekitarnya.   Tentunya tarian itu tidak benar-benar spontan. Tarian dirancang khusus dengan latihan ketat untuk membantu seseorang menyatakan sesuatu seperti permintaan maaf atau pernyataan jatuh cinta. Efek ratusan orang menari serempak ini – yang juga dikenal dengan istilah flash mobbed - pada awalnya membuat kaget dan bingung bagi orang yang menjadi subyek utama. Seiring dengan waktu , kekagetan ini akan berubah menjadi kekaguman. Selanjutnya diharap menjadi penerimaan akan permintaan perancang flash mobbed .  Susah untuk menjelaskan istilah mobbed   dalam bahasa Indonesia. Kata terdekat yang mungkin bisa untuk menggambarkan mobbed adalah keroyokan   yang dalam Kamus Besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai [n] (1) serangan beramai-ramai (orang banyak); (2) perkelahian b