TURIS ABIDIN

Kalau rajin baca majalah atau nonton TV tentang acara jalan-jalan biasanya menggambarkan dua kutub berbeda. Ada pelancong dengan biaya murah meriah sambil nenteng ransel alias backpackers atau pelancong bergengsi dengan fasilitas penginapan, makanan, rekreasi, dll yang serba ter-aduhai punya. Sebenarnya ada satu lagi lho kategori turis, yaitu turis abidin alias atas biaya dinas.

Pergi ke luar negeri (LN) bisa jadi idaman banyak orang. Segelintir orang memiliki ’keberuntungan’ untuk ke LN tanpa biaya sendiri. Nah sembari tugas, kalau ada waktu kenapa tidak sekalian jadi turis abidin. Jadi turis abidin ini lumayan unik. Pastinya, tiket menuju negara tujuan pp gratis karena dibayari, begitu juga dengan fasilitas penginapan dan konsumsi selama menjalankan tugas. Biasanya, kalau diundang khusus, fasilitas yang didapat lumayan nyamanlah. Namun setelah tugas usai, usai juga fasilitas yang didapat.

Perjalanan dinas tidak selalu berarti dibiayai kantor atau Negara. Bagi para pekerja di kantor pemerintahan misalnya departemen teknis, atau orang-orang terhormat di dewan perwakilan itu (ehm) biasanya tugas ke luar negeri disambut sukacita. Soalnya berbekal SPJ dan standar uang harian yang dikeluarkan Bapenas, pulang dari LN bisa bawa oleh-oleh dan tabungan. Lain hal bagi PNS di sektor pendidikan. Biasanya undangan ke LN diperoleh dari lembaga atau universitas di LN untuk memberikan presentasi atau pendapat mengenai satu hal atau mengikuti seminar. Dana yang diberikan biasanya pas alias mepet, malah seringkali nombok buat ongkos lokal atau beli oleh-oleh. Setelah beberapa kali mengalami kejadian seperti ini, saya sekarang tahu diri kalau ada temen yang ke LN buat seminar. Nggak pernah deh tega minta oleh-oleh hehe ....

Sayangnya, jatah jadi tamu khusus ini terbatas. Selain itu, waktu benar-benar habis untuk bekerja sehingga acara jalan-jalan biasanya sangat sempit dan seringkali harus curi-curi waktu setelah usai pertemuan. Asal jangan lupa daratan dan 'kabur' dari tugas pokok lho!

Pergi dengan waktu dan dana yang mepet tidak berarti tidak bisa menikmati negara tujuan. Walaupun dari pagi sampai sore sibuk, kadang-kadang pula masih harus diisi dengan acara makan malam dengan tuan rumah, kesempatan kecil untuk melihat selalu ada. Biasakan bangun pagi. Setelah makan pagi langsung keluar hotel untuk jalan-jalan di sekitar (sukur-sukur di tengah kota) sebelum rapat atau seminar dimulai jam 9. Hal serupa bisa dilakukan saat istirahat makan siang, atau sore/malam hari setelah pertemuan selesai.

Kunci menikmati perjalanan dari turis abidin yang mepet adalah bisa menemukan tempat makan dan menginap yang murah meriah tapi aman. Biasanya begitu tiba di suatu negara, yang pertama saya cari adalah supermarket besar di dekat penginapan. Di berbagai negara besar, supermarket menjual juga makanan jadi (seperti di Giant atau Carrefour di kota besar Indonesia). Untuk menghemat dan tidak stres dengan menu asing, saya biasa beli makanan jadi di supermarket berikut buah, air mineral dan jajanan kecil. Di supermarket ini juga banyak jajanan lokal yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh dengan biaya lebih murah daripada di toko turis.

Jika masih punya dana, mungkin bisa juga mengambil tambahan 1-2 hari setelah pertemuan untuk khusus melihat-lihat. Jaman sekarang, bila ada seminar seringkali pihak event organizernya menawarkan paket wisata setelah seminar selesai. Kadang-kadang memang masih mahal, jadi bisa saja kita memutuskan untuk melancong sendirian. Sekali lagi, kalau dana mepet mungkin ya harus ‘turun pangkat’ sedikit. Kalau tadinya dikasih hotel bintang 4, ya kalau terpaksa jadi kelas melati asal aman dan bersih kan nggak apa-apa. Sukur-sukur punya kenalan yang baik hati kasih tumpangan untuk bermalam gratis. Pastinya, jadi turis abidin memang harus legowo ... nggak boleh ngotot mau melihat segala macam… wong waktunya mepet! Walau serba mepet, lumayan juga sekilas bisa menikmati suasana negara tujuan.

Comments

Popular posts from this blog

CINTAKU DI KAMPUS BIRU

Jurnal Liburan Sumatera Barat Akhir Tahun 2011: Istana Pagaruyung

PULANG: Untuk para anak di rantau