CINTAKU DI KAMPUS BIRU
Waktu saya di Australia kalau pulang ke Indonesia, saya berkesempatan „menengok“ sinetron TV swasta. Saya bilang “menengok” karena tidak pernah bisa menyelesaikan penuh satu episode. Biasanya baru lima menit tayangan dimulai, saya sudah mulai mempertanyakan kelogisan jalan cerita. Akhirnya setelah sepuluh menit yang menyiksa, diputuskan untuk ganti menonton siaran lain atau matiin TV sekalian. Cerita ini sebenarnya sedikit hubungannya dengan TV karena yang ingin diceritakan adalah sepenggal cerita kehidupan sebagai dosen. Dimulai dengan sinetron karena yang saya sempat menonton sinetron Cintaku di Kampus Biru, adapatasi dari novel terkenal Ashadi Siregar. Citra dosen di kampus dalam novel ini menggambarkan strereotype dosen di mata (kebanyakan) orang Indonesia. Dosen itu pasti killer (pastinya punya instink membunuh), baik dosen lelaki maupun dosen perempuan bisa dimanfaatkan oleh sang mahasiswa entah dengan lirikan, rayuan maut maupun tangisan gombal. Streotype lain, mata duitan. Ka...