Posts

Showing posts from October, 2005

CINTAKU DI KAMPUS BIRU

Waktu saya di Australia kalau pulang ke Indonesia, saya berkesempatan „menengok“ sinetron TV swasta. Saya bilang “menengok” karena tidak pernah bisa menyelesaikan penuh satu episode. Biasanya baru lima menit tayangan dimulai, saya sudah mulai mempertanyakan kelogisan jalan cerita. Akhirnya setelah sepuluh menit yang menyiksa, diputuskan untuk ganti menonton siaran lain atau matiin TV sekalian. Cerita ini sebenarnya sedikit hubungannya dengan TV karena yang ingin diceritakan adalah sepenggal cerita kehidupan sebagai dosen. Dimulai dengan sinetron karena yang saya sempat menonton sinetron Cintaku di Kampus Biru, adapatasi dari novel terkenal Ashadi Siregar. Citra dosen di kampus dalam novel ini menggambarkan strereotype dosen di mata (kebanyakan) orang Indonesia. Dosen itu pasti killer (pastinya punya instink membunuh), baik dosen lelaki maupun dosen perempuan bisa dimanfaatkan oleh sang mahasiswa entah dengan lirikan, rayuan maut maupun tangisan gombal. Streotype lain, mata duitan. Ka

ADAPTASI: susahnya jadi anak sekolahan di Indonesia

Tak terasa sudah lebih dari 6 bulan lamanya kami kembali ke Indonesia. Empat tahun bermukim di negeri Kanguru lumayan membuka mata serta memperkaya pengalaman saya dan keluarga. Menjelang kepulangan ke Indonesia, AusAid selaku pemberi sponsor dan beasiswa mengumpulkan para mahasiswa yang akan kembali ke tanah air. Salah satu hal yang dibicarakan adalah adaptasi saat kembali. Awalnya memang terasa aneh juga diskusi ini, apalagi jika dipikir bahwa kita akan kembali ke tanah air, kampung halaman sendiri, yang adat istiadatnya sudah kita ketahui begitu mendarah dagingnya. Tapi kami diingatkan bahawa selama tinggal di Australia kemungkinan kami sudah menyerap budaya serta perilaku lain dimana ketika kembali budaya atau perilaku itu mungkin akan berbenturan dengan kondisi di tanah air. Adaptasi bukan hanya saja diperlukan untuk saya yang sekolah tapi tentunya untuk suami dan kedua anak saya yang ikut bermukim di Australia. Kerewelan kecil terjadi begitu pesawat mendarat di Bandara Soekarn

Perkenalan

Jadi pegawai negeri sebenarnya tidak pernah jadi cita-cita masa kecil. Tapi alur hidup memang rahasia Allah. Setelah lulus kuliah dan sempat jadi Liaison Officer di Kejuaraan Dayung Asia, sekretaris di perusahaan perkayuan dan kuli tinta di majalah mingguan yang kini sudah almarhum lho kok ya malah jadi guru dan pegawai negeri pula! Kalau Iwan Fals mempopulerkan nama Umar Bakrie (Nggak ada hubungan keluarga dengan keluarga Bakrie yang sugih ….), berhubung perempuan ya saya menjuluki diri sendiri sebagai Umi Bakrie saja. Tak terasa hampir 15 tahun jadi Umi Bakrie dan alhamdulillah rasa-rasanya hidup saya tidak separah kisah pak Umar Bakrie. Mungkin karena saya bekerja sebagai gurunya mahasiswa sementara pak Umar jadi guru di pendidikan dasar atau menengah yang entah kenapa di Indonesia ini nasibnya memang paling memelas. Weblog ini meneruskan cerita saya dari Australia saat cuti kerja dari Umi Bakrie dan menjadi mahasiswa. Peringatan: Apa yang tertulis merupakan pandangan dan pendapat